May 13, 2014

CIRI KHAS BATIK SASIRANGAN (KAIN ADAT KALIMANTAN SELATAN)





          Konon Batik Sasirangan ini sudah ada sejak abad XII jaman Kerajaan Banjar (Kalimantan Selatan) yang dipimpin oleh Putri Junjung Buih.

          Awalnya Kain Batik Sasirangan khusus digunakan sebagai syarat untuk proses pengobatan bagi orang sakit dengan istilah kain untuk “Batatamba”. Namun seiring perkembangan jaman dan tingkat kebutuhan, maka Kain Sasirangan ini digunakan bagi kaum pria Suku Banjar sebagai penutup kepala yang disebut dengan “Laung”, dan untuk ikat pinggang. Serta kaum wanita Suku Banjar menggunakan Kain Sasirangan ini sebagai penutup tubuh yang disebut “Kemben”, juga dijadikan selendang dan hanya bisa dipakai untuk upacara adat saja.

Sasirangan barasal dari kata menyirang yang artinya menjelujur, karena pembuatannya dilakukan dengan cara dijelujur dengan diikat menggunakan tali rafia setelah itu dicelup.

Saat ini Batik Sasirangan sudah menjadi tren mode yang dipakai dalam bebabagai suasana, baik yang sifatnya formal (seperti batik kerja bagi PNS) maupun dipakai saat santai setiap hari dalam bentuk baju (pria, wanita, dan anak – anak). Ada pula dibuat dalam bentuk jas, selendang, dan sebagainya, karena Batik Sasirangan lebih mengarah pada fashion yang sudah memiliki berbagai motif mengikuti perkembangan jaman.

Beberpa motif yang dikenal pada Batik Sasirangan, diantaranya: Motif Sarigading, Motif Degradasi, Motif Gigi Haruan, Motif Kambang Sakaki, Motif Kulat Karikit, Motif Kangkung Kaumbakan, Motif Ombak Sinampur Karang, Motif Bayam Raja, Motif Hiris Pundak, Motif Kambang Kacang, Motif Hiris Gagatas, Motif Daun Jaruju, Motif Tampuk Manggins, Motif Bintang, Motif Ular Lidi, Motif Ramak Sahang, Motif Galombang, Motif Daun Katu, Motif Mayang Maurai, Motif Naga Balimbur, Motif Banawati, Motif Dara Manginang, Motif Turun Dayang, dan Motif Abstrak.

Mulanya bahan dasar warna yang dipakai untuk pembuatan Batik Sasirangan berasal dari alam berupa flora yang tumbuh disekitar wilayah Kalimantan Selatan, diantaranya: daun, kulit pohon, biji – bijian, buah, serta umbi – umbian.

Warna yang umumnya digunakan pada Batik Sasirangan, berupa: merah, hijau, kuning, coklat, ungu, dan hitam.

          Untuk merubah warna – warna tersebut agar kelihatan gelap atau pun cerah, juga tidak mudah luntur, maka digunakan bahan – bahan berupa: jeruk nipis, kapur, tawas, cuka, garam, jintan, lada, pala, dan rempah – rempah lainnya.











No comments: