May 30, 2014

CIRI KHAS BATIK LAMPUNG



          Berkat perjuangan sang Budayawan Lampung yaitu Andrean Sangaji sejak tahun 1970-an, Batik Lampung mulai banyak diproduksi seiring meningkatnya permintaan Batik Lampung dipasaran. Motif pada Batik Lampung sangat dipengaruhi budaya dari India, diantaranya ada Motif Budha. Selain itu ada dua motif yang paling terkenal sampai ke mancanegara dari Batik Lampung ini, yaitu: motif pohon hayat (pohon kehidupan) dan motif perahu. Kedua motif ini bisa kita jumpai dalam koleksi yang terdapat di museum Amerika, Australia, dan Hawai.

Umumnya kedua motif tadi terdapat pada kain Palepai, Tampan, dan Tatibin yang merupakan kreasi pengrajin kain tradisional dari pesisir Lampung.

          Sebelum Batik Lampung muncul dan dikenal didaerah Lampung, sudah ada kain tradisional khas Lampung yang diproduksi oleh pengrajin lokal sejak abad 18, berupa: Kain Teppal, Kain Bidak, Kain Tapis (tenun ikat), Kain Cindai, Kain Peleppai (bermotif kapal), dan Kain Selekap.

Awalnya yang lebih popeler diantara kain tradisonal tersebut adalah Kain Tapis. Kain Tapis ini berbentuk sarung yang dipakai bagi kaum wanita Lampung, dan terbuat dari: tenunan benang kapas yang bermotif hiasan bahan sugi serta terbuat dari benang emas atau perak yang disulam.

Kemudian pada tanggal 6 Maret 1999 pada saat Pekan Seni Budaya Lampung XIV, Batik Lampung yang disebut Kain Sebage / Kain Sembagi resmi dijadikan sebagai Batik Khas Lampung.

Untuk corak tertentu dari Kain Sebage ini hanya dapat digunakan oleh tingkat golongan tertentu pula dalam adat masyarakat Lampung. Kain Sebage memiliki 12 motif, yaitu: Motif Kembang Melur, Motif Kembang Gedian, Motif Kembang Gugur, Motif Kembang Teleng, Motif Kaco Piring, Motif Kembang Cinou, Motif Kembang Kaweng, Motif Kembang Matahari, Motif Belando, Motif Sebage Sekebar, Motif Suluh, dan Motif Sependendum.

Untuk Motif Sembagi berwarna hitam dikhususkan sebagai kain pembungkus mayat, sementara warna yang lain dibentuk menjadi kreasi fashion seperti kemeja, gamis, dan lain – lain.

Demikian pula untuk motif lain dari Batik Lampung ini, telah banyak yang di pakai sebagai seragam kerja pada hari tertentu bagi PNS diwilayah Lampung dan seragam perusahaan swasta setempat.

Sebagian dari Batik Lampung mengadopsi motif yang telah ada sebelumnya pada kain tradisional Lampung, meskipun ada juga perkembangan beberapa motif Batik Lampung yang menampilkan kreasi baru dari pengrajinnya, misalnya: motif kupu – kupu, motif gamolan, dan motif gajah, motif mahkota siger, namun tetap dipadukan dengan motif tradisional khas Lampung.

          Ciri khas dari Batik Lampung umumnya terdapat gambar Bunga Kaca Piring, Sepedundung, dan simbol – simbol khas dari Lampung.

May 27, 2014

CIRI KHAS BATIK MINANG



          Beberapa sumber yang berbeda mengatakan bahwa dahulu Batik Minangkabau dibawah oleh para pedagang dari Cina yang datang dan menetap di Minangkabau hingga akhirnya batik tersebut memasyarakat di Ranah Minang.

Ada pula sumber lain yang mengatakan bahwa Bundo Kanduang yang menikah dengan adik Adityawarman (Raja Singosari) kemudian datang bersama rombongan dari tanah Jawa masuk lalu menetap di Minangkabau. Dianatara mereka ada beberapa pengrajin batik yang turut serta. Kemudian mereka secara turun – temurun mengembangkan batik di Padang.

          Batik Minangkabau disebut juga dengan istilah Batik Liek, karena pewarnaan batik ini menggunakan tanah liat atau tanah liek. Awalnya dahulu warna yang digunakan Batik Minangkabau adalah warna coklat tanah liat dan warna hitam.

Dahulu Batik Minangkabau dibuat dalam bentuk selendang dan hanya boleh dipakai pada upacara adat saja serta yang memakainya harus para Ketua Adat, Datuk, Bundo Kanduang, atau Ninik Mamak.

Namun saat ini Batik Minangkabau sudah banyak dipakai oleh siapa saja, dimana saja, dan dalam moment apa saja, karena seiring dengan permintaan pasar. Batik Minangkabau juga sudah sering diikutkan dalam berbagai pameran.

Ciri khas Batik Minangkabau atau Batik Liek pada mulanya menggunakan motif yang berasal dari biota laut, karena letak geografis wilayah tersebut berada dipesisir pantai. Namun seiring perkembangan saman, Batik Liek memiliki beragam motif yang menampilkan flora dan fauna khas Minangkabau serta simbol – simbol dari daerah setempat, seperti : motif Rumah Gadang, motif Ayam Kinantan, motif Kabau Pedati, motif Kabau Silung, motif Tabuik, motif Merawan, motif Kelok Paku, motif Itiak (itik) serta beberapa motif lain.

Untuk pewarnaa Batik Liek selain menggunakan tanah liat, ada juga yang memakai sumber pewarnaan dari tumbuh – tumbuhan, seperti: kulit rambutan, kulit mahoni, kulit jengkol, dan gambir. Proses pewarnaan dilakukan dengan cara kain batik yang telah diberi motif direndam selama seminggu dengan tanah liat atau ramuan dari tumbuh – tumbuhan.

Batik Minagkabau pernah mengalami kemunduran bahkan hilang dan tidak ada yang memproduksinya lagi. Namun sejak era tahun 1970-an, berkat usaha Ratna Sari Harun Zain (isteri Gubernur Sumatera Barat saat itu), Batik Minangkabau bisa kembali bangkit.

Umumnya Batik Minangkabau dibuat dengan menggunakan teknik tulis. Beberapa model Batik Minangkabau yang saat ini sudah mengikuti fasion, seperti: baju koko, jilbab, gamis, kemeja, dress, rok, jaket, blazer, sarung, blouse, dan model lainnya.

Beragam warna yang menjadi ciri khas Batik Minagkabau, yaitu: coklat, hitam, merah, biru, hijau, dan berbagai perpaduan warna lainnya. Corak warna yang ditampilkan ada yang cerah, gelap, dan lembut.

          Batik Minangkabau juga telah banyak dipasarkan sampai ke mancanegara.


May 24, 2014

CIRI KHAS BATIK MADURA


          Konon batik mulai dikenal di Madura sekitar abad XVI melalui Arya Wiraraja yang merupakan Adipati Sumenep, sebab beliau saat itu menjadi sahabat akrab Raden Wijaya (pendiri Kerajaan Majapahit) yang telah lebih dahulu memiliki budaya batik.

Ada beberapa kesamaan yang dijumpai pada motif Batik Madura dan Batik Yogyakarta dikarenakan adanya hubungan kerabat antara para raja di Mataram dengan beberapa kaum ningrat di Madura. Saksi sejarah menuliskan bahwa Kerajaan Bangkalan diera pemerintahan Raja Cakradiningrat I merupakan bawahan dari Kesultanan Mataram pimpinan Sultan Agung.

          Bahan pewarnaan Batik Madura umumnya diambil dari tumbuh – tumbuhan setempat, misalnya: daun tarum untuk warna biru, mengkudu dan tingi untuk warna merah, kulit mundu dicampurkan tawas untuk warna hijau.

Untuk menentukan terang gelapnya warna kain Batik Madura, hal ini dilakukan selama proses perendaman kain batik tersebut saat pewarnaan. Perendaman dapat dilakukan selama 1 sampai 3 bulan. Semakin lama perendaman proses pewarnaan ini, maka kain batik pun akan semakin awet.

Warna Batik Madura yang dibuat oleh pembatik dari pesisiran terlihat lebih terang dan cerah, sementara pembatik di pedalaman Madura menggunakan nuansa warna agak gelap.

Pada Batik Madura dijumpai ribuan motif yang juga punya makna tersendiri. Setiap daerah dari pengrajin batik di Madura, masing – masing memiliki motif yang berbeda.

Berikut ciri khas Batik Madura yang dapat kita lihat, seperti:

1. Umumya warna Batik Madura menggunakan warna merah, kuning, hijau, dan biru.

2. Beberapa motif dari Batik Madura menggunakan gambar flora dan fauna, motif garis – garis, serta motif kreasi lain.

Berikut beberapa daerah di Madura yang menjadi sentra Batik Madura dan mudah kita temui, serta memiliki motif yang berbeda – beda:

- Di Sumenep dengan batiknya yang dominan menggunakan warna merah namun memiliki warna yang cerah, namun umumnya menampilkan motif batik bergambar ayam.

- Batik Madura di Pamekasan  menggunakan beberapa warna terang dan cerah dengan berbagai motif, seperti: motif daun memba (daun mojo), motif keong mas, motif sekarjagat, motif matahari, motif kempeng saladerih, motif keraben sapeh, motif padih kepa, motif sakereh, motif manik – manik, dan motif gorek basi.

- Di daerah Tanjungbuni - Bangkalan, produksi batiknya juga menggunakan warna cerah dan terang. Ribuan motif dapat kita jumpai disini, diantaranya: motif rongterong, motif serat kayu, motif banjar ramo, motif panca warna, motif rawan, motif ramo, motif perkaper, dan alin – lain.

Jenis batik yang paling diunggulkan diwilayah ini adalah Batik Gentongan, karena pengerjaannya yang memakan waktu lama hingga berbulan – bulan bahkan setahun, yang menggunakan teknik tulis, serta menghasilkan produk batik yang sangat halus.

Batik Gentongan memiliki motif yang sulit dan sangat detil, serta proses pewarnaannya harus direndam selama 6 minggu untuk setiap warna. Namun harganya pun bisa berkisar Rp.3,5 juta.

Beberapa motif Batik Gentongan yang umum dipasaran, diantaranya: motif burung hong, motif sik melaya, motif ola – ola, motif kembang randu, motif panji susi, dan beberapa motif lainnya.

          Saat ini pasaran Batik Madura sudah merambah keseluruh nusantara bahkan sampai ke manca negara.

May 21, 2014

CIRI KHAS BATIK BALI



          Awal mulanya Batik Bali dirintis pada tahun 1970-an oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati, Kabupaten Gianyar – Bali. Cara pembuatan Batik Bali yang dilakukan Krisna masa itu menggunakan teknik tenun cap melalui alat tenun manual atau Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

          Seiring perjalanan waktu dan keseriusan pemerintah Bali melalui DEKRANASDA Kabupaten Gianyar, maka masyarakat diajak melakukan pelatihan dan pembinaan serta disediakan fasilitas untuk mengembangkan dan memasyarakatkan Batik Bali.

Pertumbuhan pengrajin Batik Bali hingga munculnya beberapa industri Batik Bali semakin meningkat guna memenuhi permintaan Batik Bali yang sangat melonjak dipasaran. Hal ini terbukti melalui kebutuhan masyarakat Bali sendiri yang memakai Batik Bali berupa ikat kepala (udeng) dan ikat pinggang disaat melakukan ritual adat, ada juga dalam bentuk pakaian serta berbagai model fashion yang selain digunakan oleh masyarakat luas di Bali, bahkan diminati pula oleh wisatawan.

Batik Bali memiliki aroma bahan alamiah karena bahan dasar pembuatannya dipadukan dari unsur alam seperti menggunakan akar, rempah – rempah, dan kayu beraroma.

Motif Batik Bali sangat bebas dan bervarias juga kreatif, tidak terikat oleh pakem tertentu seperti yang diterapkan pada Batik di Jawa. Awalnya motif dari Batik Bali hanya menampilkan flora dan fauna khas yang ada di Bali. Namun seiiring perkembangan jaman saat ini motif Batik Bali sangat variatif dengan berbagai motif yang menampilkan gambar wayang, candi, abstrak, kombinasi tradisional dan moderen, serta berbagai seni dekorasi lainnya.

Warna Batik Bali umumnya menggunakan warnah cerah.

          Setiap pengrajin batik di Bali menggunakan teknik yang berbeda, diantaranya ada yang menggunakan teknik batik lukis, teknik cap, teknik printing, dan beberapa perpaduan teknik membatik lainnya.



May 19, 2014

CIRI KHAS BATIK SOLO




          Nama Batik Solo sudah sangat dikenal oleh para pencinta batik tanah air.

          Ciri khas Batik Solo dapat dilihat, contohnya:

1. Umumnya warna yang digunakan pada Batik Solo adalah warna yang dominan hitam dan coklat (soga). Walaupun Batik Solo juga menggunakan warna lain seperti putih, namun tetap saja yang dominan adalah campuran warna hitam dan coklat dalam tiap lembar Batik Solo.

2. Motif yang ditampilkan dari Batik Solo terbagi dua, yaitu: motif geometris (bentuk gambar yang teratur, seperti: belah ketupat, lingkaran, segi empat, garis – garis sejajar, dan sebagainya), serta motif non geometris (bentuk gambar yang tidak beraturan, seperti: candi, flora, dan fauna, dan sebagainya).

3. Ukuran motif Batik Solo ukurannya kecil yang diistilahkan Truntum.

Umumnya motif geometris dan non geometris tersebut diambil dari benda – benda khas yang ada di Solo.

Motif geometris yang dikenal pada Batik Solo misalnya: motif sekar jagad, motif parang kusuma, motif sido asih, motif bokor kencana.

Untuk motif non geometris, contohnya: motif terang bulan, motif buketan, motif burung garuda, motif naga, motif semen, jmotif sawat, dan banyak lagi.

          Tentunya semua motif Batik Solo juga memiliki makna filosofi masing – masing, sama seperti batik dari daerah lain.


May 17, 2014

CIRI KHAS BATIK YOGYA



          Tahun 1755 berdasarkan Perjajian Giyanti, maka Kerajaan Mataram terbagi menjadi dua. Pangeran Mangkubumi beserta para pengikut setianya berangkat menuju kerajaan barunnya yaitu Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat. Turut serta bersama rombogan, yaitu para pembatik yang juga mengangkut beberapa jenis kain sebagai motif untuk Batik Yogyakarta kelak.

          Sejak awal berdirinya kerajaan baru tersebut, setiap Sultan yang memerintah juga berhak mengeluarkan berbagai peraturan termasuk mengenai berbagai hal yang berhubungan dengan batik dan busana kerajaan.

Awalnya Batik Yogya hanya khusus dibuat bagi kalangan dilingkungan keraton saja. Namun seiiring berkembangnya jaman, akhirnya Batik Yogya pun sudah menjadi milik masyarakat umum bagi berbagai budaya, baik di nusantara hingga ke mancanegara.

Ciri khas Batik Yogya dapat dibedakan dari :

1. Jenis pembuatannya yang umumnya dibuat dengan menggunakan tehnik tulis, sehingga hasilnya begitu halus dan harganyapun agak mahal.

2. Warna umum yang digunakan pada Batik Yogyakarta adalah warna putih, warna biru kehitam – hitaman, dan warna coklat soga.

3. Motif dari Batik Yogya umumnya bergambar hewan dan manusia.

4. Setiap motif Batik Yogya mempunyai filosofi yang berbeda dengan batik dari daerah lain.

Beberapa motif Batik Yogya yang kita kenal, diantaranya: motif parang kusumo, motif truntum, motif sido mukti, motif geometri, motif tumbuhan menjalar, motif tumbuhan air, motif bunga, motif parang rusak barong, dan ratusan motif lainnya.

          Pusat kerajinan batik di Yogyakarta sangat mudah kita temui jika berkunjung ke Desa Wukisari di Bantul.

May 15, 2014

CIRI KHAS BATIK ACEH



          Tidak ada data akurat mengenai kapan awalnya batik dikenal oleh masyarakat Aceh. Namun keberadaan Batik Aceh saat ini tidak kalah saing dengan batik produksi dari dearah lain di tanah air, dan pasarannya pun sudah sampai keluar wilayah Aceh.

          Keseriusan Pemerintah Aceh melalui Dewan Kerajinan Nasional juga telah melakukan pelatihan bagi pengrajin batik di Aceh, dengan mendatangkan beberapa pembatik dari Cirebon dan Pekalongan. Bahkan kerap mengikut sertakan produk Batik Aceh disetiap pameran berskala nasional.

Yang paling membedakan Batik Aceh dengan batik daerah lain adalah motifnya yang khas berupa gambaran budaya dan alam di sekitar wilayah Aceh. Namun sesuai dengan Syariat Islam, maka pada motif Batik Aceh ada larangan menggunakan gambar mahluk bernyawa.

Ciri khas Batik Aceh dapat kita lihat dari:

1. Warnanya yang cerah, seperti: kuning, hijau, merah, biru, dan warna cerah lainnya.

2. Motif – moti pada Batik Aceh berupa: Motif Rencong, Motif Tolak Angin, Motif Bungong Jeumpa, Motif   Pintu Aceh, Motif Gayo, yang masing – masing motif tersebut mempunyai makna filosofi tersendiri.

Berbagai jenis produk yang dihasilkan dari Batik Aceh ini, diantaranya: baju, celana, tas, dompet, topi, dan beberapa produk lainnya.

Model celana panjang batik bagi perempuan Aceh diciptakan dengan model ukuran yang longgar, melambangkan kesetaraan derajat yang sama antara pria dan wanita di Aceh.

          Salah satu cara untuk memasyarakatkan Batik Aceh, maka pemerintah Bumi Serambi Mekah ini mewajibkan setiap PNS di Aceh agar menggunakan seragam Batik Aceh dihari tertentu.



May 13, 2014

CIRI KHAS BATIK SASIRANGAN (KAIN ADAT KALIMANTAN SELATAN)





          Konon Batik Sasirangan ini sudah ada sejak abad XII jaman Kerajaan Banjar (Kalimantan Selatan) yang dipimpin oleh Putri Junjung Buih.

          Awalnya Kain Batik Sasirangan khusus digunakan sebagai syarat untuk proses pengobatan bagi orang sakit dengan istilah kain untuk “Batatamba”. Namun seiring perkembangan jaman dan tingkat kebutuhan, maka Kain Sasirangan ini digunakan bagi kaum pria Suku Banjar sebagai penutup kepala yang disebut dengan “Laung”, dan untuk ikat pinggang. Serta kaum wanita Suku Banjar menggunakan Kain Sasirangan ini sebagai penutup tubuh yang disebut “Kemben”, juga dijadikan selendang dan hanya bisa dipakai untuk upacara adat saja.

Sasirangan barasal dari kata menyirang yang artinya menjelujur, karena pembuatannya dilakukan dengan cara dijelujur dengan diikat menggunakan tali rafia setelah itu dicelup.

Saat ini Batik Sasirangan sudah menjadi tren mode yang dipakai dalam bebabagai suasana, baik yang sifatnya formal (seperti batik kerja bagi PNS) maupun dipakai saat santai setiap hari dalam bentuk baju (pria, wanita, dan anak – anak). Ada pula dibuat dalam bentuk jas, selendang, dan sebagainya, karena Batik Sasirangan lebih mengarah pada fashion yang sudah memiliki berbagai motif mengikuti perkembangan jaman.

Beberpa motif yang dikenal pada Batik Sasirangan, diantaranya: Motif Sarigading, Motif Degradasi, Motif Gigi Haruan, Motif Kambang Sakaki, Motif Kulat Karikit, Motif Kangkung Kaumbakan, Motif Ombak Sinampur Karang, Motif Bayam Raja, Motif Hiris Pundak, Motif Kambang Kacang, Motif Hiris Gagatas, Motif Daun Jaruju, Motif Tampuk Manggins, Motif Bintang, Motif Ular Lidi, Motif Ramak Sahang, Motif Galombang, Motif Daun Katu, Motif Mayang Maurai, Motif Naga Balimbur, Motif Banawati, Motif Dara Manginang, Motif Turun Dayang, dan Motif Abstrak.

Mulanya bahan dasar warna yang dipakai untuk pembuatan Batik Sasirangan berasal dari alam berupa flora yang tumbuh disekitar wilayah Kalimantan Selatan, diantaranya: daun, kulit pohon, biji – bijian, buah, serta umbi – umbian.

Warna yang umumnya digunakan pada Batik Sasirangan, berupa: merah, hijau, kuning, coklat, ungu, dan hitam.

          Untuk merubah warna – warna tersebut agar kelihatan gelap atau pun cerah, juga tidak mudah luntur, maka digunakan bahan – bahan berupa: jeruk nipis, kapur, tawas, cuka, garam, jintan, lada, pala, dan rempah – rempah lainnya.











May 10, 2014

CIRI KHAS BATIK PAPUA



          Pada tahun 1985 UNDP (United Nations Development Program) memberi bantuan kepada pemerintah Indonesia guna pemberdayaan kebudayaan Indonesia Bagian Timur. Pemerintah kita pun menyambut baik bantuan atas program tersebut, sehingga diutuslah pembatik dari Yogyakarta untuk langsung melatih masyarakat Papua saat itu.

          Bahan utama yang digunakan sebagai kain untuk pembuatan Batik Papua adalah dari kain katun dan sutera. Tehnik pembuatan Batik Papua terdiri dari batik cap yang umumnya dikerjakan oleh kaum wanita di Papua, dan pembuatan batik cap dikerjakan oleh para pria Papua. Saat ini pembuatan Batik Papua sudah banyak juga yang menggunakan tehnik printing.

Awalnya perwarnaan Batik Papua hanya menggunakan bahan dari alam seperti buah pinang, namun saat ini sudah banyak pengrajin Batik Papua menggunakan bahan sintetis sebagai pewarnaannya.

Khusus untuk pembuatan kain pada Batik Papua, saat ini sudah ada yang didatangkan langsung dari Pulau Jawa. Salah satu tujuan untuk mengurangi biaya produksi bagi pembatik Papua.

Baberapa ciri khas dari Batik Papua dapat dilihat pada:

1. Warna yang digunakan umumnya terang, menyolok, dan cerah, seperti: warna merah, hijau, kuning, dan biru.

2. Motif dan corak Bati Papua kebanyakan diambil dari patung – patung khas Papua, artefak dan fosil yang terdapat di Papua (unsur arkeologi), gambar – gambar yang terdapat pada gua – gua di Papua, alat musik Tifa, gambar cicak, kadal, dan buaya, serta berbagai hal yang berhubungan dengan alam dan budaya Papua.

Beberapa contoh dari motif Batik Papua, antara lain: Motif Burung Cendrawasih, Motif Patung Asmat, Motif Kamoro, Motif Sentani, Motif Rumah Honai, Motif Prada (motif bergaris – garis emas),

          Jika tertarik ingin menambah koleksi batik anda, nah...., silahkan mampir ke sentra Batik Papua sebagai pusat koleksi dari berbagai jenis motif Batik Papua yang terdapat di Jayapura – Ibu Kota Papua Barat.



May 8, 2014

CIRI KHAS BATIK JEPARA



          Batik Jepara disebut juga Batik Kartini, karena motifnya disesuaikan dengan motif yang diciptkan oleh R.A. Kartini dan motif tersebut tetap dipertahankan sampai saat ini.

          Konon R.A. Kartini pernah mengirim batik ciptaanya tersebut kepada para sahabatnya di Belanda, sehingga diakui bahwa R.A. Kartini-lah yang awalnya memperkenalkan Batik ke negeri Belanda.

Beberapa motif Batik Kartini dapat dikenali, diantaranya: Motif Srikaton, Motif Srigunung, Motif Parang Gandosuli, Motif Bunga Kantil.

Umumnya Batik Jepara model Batik Kartini ini dipakai oleh kaum bangsawan.

Adapun motif lainnya dari Batik Jepara ini diambil dari berbagai ukiran Jepara, seperti: Motif Parang Poro, Motif Lung – Lungan, Motif Kembang Setaman, Motif Elung Bimo Kurdo, dan Motif Sido Arum.

Untuk warna khas yang dipakai pada Batik Jepara ini, adalah: gajah coklat, ulir hijau, lung hitam, dan beberapa jenis warna lainnya.

          Menurut informasi yang beredar mengatakan bahwa pengrajin batik di Jepara sudah tidak ada lagi ditemui saat ini, sehingga Batik Jepara yang selama ini beredar di wilayah Jepara, pembuatannya dikerjakan oleh para pengrajin batik dari Pekalongan.














May 5, 2014

CIRI KHAS BATIK KUDUS



          Batik Kudus sudah ada pada tahun 1935 dan semakin populer di sekitar tahun 1970 - an.
Pengrajin Batik Kudus saat itu ada yang berasal dari masyarkat Tionghoa dan juga dari kaum pribumi sendiri, sehingga corak dan motif Batik Kudus pun beragam namun corak dan motif tersebut dipengaruhi oleh Batik Pesisiran (batik berwarna - warni cerah) dan Batik Pekalongan akibat dari letak geografis yang saling berdekatan.

          Untuk Batik Kudus buatan pengrajin Tionghoa memiliki corak dan motif yang lebih halus serta menampilkan perpaduan motif antara Batik Pesisiran dan Batik Matraman, dengan menggunakan warna sogan (coklat kemerahan / batu bata). Hal ini dapat dilihat dari isen – isennya (pola yang terbentuk dari kumpulan titik – titik) yang sangat rumit. Jenis batik ini kebanyakan dipakai oleh kaum menengah keatas. Batik Kudus ini dikenal dengan nama Batik Nyonya atau Batik Saudagaran.

Sementara Batik Kudus buatan pengrajin pribumi, motif dan coraknya lebih dipengaruhi oleh budaya internal di wilayah Kabupaten Kudus sendiri, dan juga pengaruh Batik Pesisiran.

Berikut ciri khas Batik Kudus yang paling mudah dikenali, berupa:

1. Motif Batik Kudus menampilkan khas dari Kabupaten Kudus berupa: flora dan fauna, serta berbagai hal yang erat hubungannya dangan daerah ini, seperti: tombak, parang, dan kawung.

Berikut beberpa motif lainnya yang dimiliki oleh Batik Kudus, seperti: merak pelataran beras wutah, motif gebyok, motif kapal kandas, motif parijoto, motif buket parijoto, motif kawung, motif tembakau cengkeh, motif legenda bulusan, motif pakis haji, motif kaligrafi.

2. Memilik isen – isen yang sangat halus dan rumit.

3. Umumnya warna motif dan warna latarnya menggunakan warna sogan, biru, merah, kuning, dan putih.

          Saat era tahun 1980 – an, pengrajin tradisional Batik Kudus yang menggunakan tehnik tulis, perlahan mulai hilang akibat munculnya industri batik yang menggunakan tehnik printing di Kabupaten Kudus. Akhirnya masyarakatnya pun lebih memilih bekerja menjadi buruh dipabrik rokok. Kudus juga merupakan salah satu wilayah yang memiliki beberapa industri rokok. Salah satu pabrik rokok terbesar di Indonesia, berada di Kabupaten Kudus.






May 3, 2014

CIRI KHAS BATIK TEGAL ATAU TEGALAN


          Batik sebenarnya sudah ada di Tegal sejak akhir abad 19, yang dibawa oleh Raja Amangkurat I yakni Sunan Amangkurat Mas, dari Keraton Surakarta. Yang mana diantara rombongan kerajaan tersebut, turut serta juga beberapa pengrajin batik.

          Tahun 1908 Batik Tegal ini semakin dipopularkan di wilayah Tegal oleh seorang wanita bernama RA. Kardinah yang merupakan isteri Bupati Tegal RM. Ario Reksonegoro saat itu.

Bahan yang dipakai untuk mewarnai Batik Tegal saat itu berasal dari alam, seperti: soga kayu, mengkudu, dan nila.

Untuk motif Batik Tegal sendiri terbagi menjadi dua golongan, diantaranya: Batik Motif Klasik dan Batik Motif Pengembangan.




A. Pada Batik Motif Klasik, terbagi lagi menjadi 2 jenis motif, yaitu:

1. Motif Irengan yang menggunakan warna coklat, biru dan hitam. Sementara gambar motifnya adalah cempaka putih, cempaka mulya, semut runtung, ukel pyur, putihan, sawat candra atau sawat ireng, gibrikan, jahe – jahenan, kawung melinjo, kawung endog, buntat, manggaran, sidomukti putihan, sidomukti ukel, ukel wit – witan, udan liris, kecubung, welut gumbel, rujak sente, parang angkik, parang, dan motif kopi pecah.

2. Motif Bangjo yang lebih menggunakan warna merah, kuning, coklat, biru dan hijau. Untuk gambar motifnya adalah semut runtung, beras mawur, cecek kawe, unian, sokaraja, blarakan, tumbar bolong, tambangan, buntut bajing, galaran, kopi pecah, kawung jenggot, jamblangan, dan motif wadas gempal.



B. Batik Motif Pengembangan, yang merupakan Batik Tegal yang motifnya dipengaruhi oleh batik daerah lain, namun karakteristik batiknya tetap memertahankan tradisi Batik Tegal yang berwarna - warni serta memiliki motif khas flora - fauna alam sekitar wilayah Tegal.

Adapun beberapa jenis Motif Pengembangan dari Batik Tegal ini antara lain: kembang kertas, kawung melinjo, kawung ece, gedong kosong, manuk emprit, manuk surwiti, sotong, cecek ngawe, blarak saleret, kembang pacar, kipas – kipasan, manggaran, mayang jambe, galaran, grandil, semut runtung, beras wutah, semut runtung, dan motifnkawung kecik ( motif khas keraton yang dipadukan dengan sawo kecik dan corak melinjo).

Berikut beberapa ciri khas Batik Tegal dapat dikenali seperti:

1. Memiliki beragam warna (warna – warni) yang didominasi oleh warna coklat dan biru.

2. Motif Batik Tegal umumnya bergambar flora dan fauna dari alam wilayah Tegal sendiri, dan ukuran motifnya besar serta lebar(rengrengan) sehingga sangat berbeda dengan motif batik dari daerah lain.

3. Isen – isen (titik - titik yang berbentuk pola) dari Batik Tegal penempatannya berada dalam motif utama. Berbeda dengan batik dari daerah lain yang isen – isennya berada diluar motif utama.

4. Pemberian nama untuk setiap jenis Batik Tegal berdasarkan dari motif latarnya (seperti: blarak saleret, beras wutah, tumbar bolong, semut runtung, dan beberapa lagi ), terkecuali motif keraton. Sementara dari daerah lain pemberian nama jenis batiknya berdasarkan pada motif utamanya.



May 1, 2014

CIRI KHAS BATIK DEMAK



          Konon Batik Demak telah ada sejak abad ke-6 silam. Saat itu kerajaan Islam pertama di Jawa yang didirikan oleh Raden Fatah berada di Demak. Pelabuhan dagang yang dimiliki Demak saat itu merupakan pelabuhan yang ramai dikunjungi oleh para pedagang dari berbagai penjuru tanah air bahkan dari macanegara, sehingga pemasaran Batik Demak pun ikut terkenal dimana – mana.

Namun seiring hilangnya kerajaan tersebut maka keberdaan Batik Demak saat itu pun ikut menjadi punah.

          Awal abad ke-19 (tepatnya tahun 1920) Batik Sisik dari Demak juga menjadi ikon terkenal di nusantara. Akibat tidak adanya generasi penerus dari pengrajin Batik Sisik ini, membuat usaha tersebut ikut mati.

Ditahun 2006 Batik Demak kembali dihidupkan oleh masyarakat pesisiran untuk diperkenalkan kembali. Tehnik pembatikan yang digunakan berupa tehnik batik tulis. Untuk bahan pewarnaan diambil dari dedaunan bahkan ada juga yang menggunakan bahan sintetis, serta warna khasnya berupa warna warni dari alam.

          Umumnya motif Batik Demak yang dibuat adalah perpaduan antara motif  pertanian dan pesisiran, juga mengambil corak motif  Kerajaan Majapahit dan motif nilai – nilai ajaran Islam, serta berbagai motif yang berhubungan dengan Sunan Kalijaga.

Contoh motifnya seperti gambar: Masjid Agung, Cupit Kepiting, Tigo Rangsik, sabet Rangsik (rangsik = udang), Ulam Segaran, Semangka, Belimbing, Jambu, Chaos Dhahar (nasi tumpeng), Loro Gendhing, Cening (bunga kemuning), Bledeg (petir), dan Burung Phoenix.