May 21, 2014

CIRI KHAS BATIK BALI



          Awal mulanya Batik Bali dirintis pada tahun 1970-an oleh Pande Ketut Krisna dari Banjar Tegeha, Desa Batubulan, Sukawati, Kabupaten Gianyar – Bali. Cara pembuatan Batik Bali yang dilakukan Krisna masa itu menggunakan teknik tenun cap melalui alat tenun manual atau Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

          Seiring perjalanan waktu dan keseriusan pemerintah Bali melalui DEKRANASDA Kabupaten Gianyar, maka masyarakat diajak melakukan pelatihan dan pembinaan serta disediakan fasilitas untuk mengembangkan dan memasyarakatkan Batik Bali.

Pertumbuhan pengrajin Batik Bali hingga munculnya beberapa industri Batik Bali semakin meningkat guna memenuhi permintaan Batik Bali yang sangat melonjak dipasaran. Hal ini terbukti melalui kebutuhan masyarakat Bali sendiri yang memakai Batik Bali berupa ikat kepala (udeng) dan ikat pinggang disaat melakukan ritual adat, ada juga dalam bentuk pakaian serta berbagai model fashion yang selain digunakan oleh masyarakat luas di Bali, bahkan diminati pula oleh wisatawan.

Batik Bali memiliki aroma bahan alamiah karena bahan dasar pembuatannya dipadukan dari unsur alam seperti menggunakan akar, rempah – rempah, dan kayu beraroma.

Motif Batik Bali sangat bebas dan bervarias juga kreatif, tidak terikat oleh pakem tertentu seperti yang diterapkan pada Batik di Jawa. Awalnya motif dari Batik Bali hanya menampilkan flora dan fauna khas yang ada di Bali. Namun seiiring perkembangan jaman saat ini motif Batik Bali sangat variatif dengan berbagai motif yang menampilkan gambar wayang, candi, abstrak, kombinasi tradisional dan moderen, serta berbagai seni dekorasi lainnya.

Warna Batik Bali umumnya menggunakan warnah cerah.

          Setiap pengrajin batik di Bali menggunakan teknik yang berbeda, diantaranya ada yang menggunakan teknik batik lukis, teknik cap, teknik printing, dan beberapa perpaduan teknik membatik lainnya.



No comments: