Sianne Avantie atau dikenal dengan nama
Anne Avantie, lahir tanggal 20 Mei 1964 di Semarang. Berasal dari
keluarga Tionghoa dengan ayah yang namanya Hari Alexander pemilik bengkel variasi mobil, dan ibu Amie Indriati yang menjalankan usaha salon kecantikan.
Anne Avantie menikah dengan Yoseph Henry dan mereka dikaruniai tiga orang putra – putri, diantaranya: Intan Avantie, Ernest Christoga Susilo, dan Ian Tadio Christoga Susilo. Ia dianggap sebagai
wanita pelopor yang berhasil mengangkat kebaya menjadi konsumsi berkelas dunia, dengan merancangnya menjadi
busana wanita moderen.
Banyak rancangan serta
kreasi dari buah tangan Anne Avantie dipakai oleh para artis - artis wanita, ibu pejabat, juga istri pejabat di tanah air, bahkan
beberapa wanita terkenal dunia seperti Miss Universe, diantaranya: J
ennifer Hawkins (Miss Universe 2004 asal Australia), Chyntia Ollavaria (runner up 1 Miss Universe 2005 asal Puerto Rico), Zulyeka Rivera Mendoza (Miss Universe 2006 asal Puerto Rico), , serta Dayana Mendoza (Miss Universe 2008 asal Venezuela).
Anne Avantie bertumbuh dan besar
di Kota Solo. Saat masih duduk di bangku sekolah dasar, Anne sudah mahir menciptakan
berbagai jenis hiasan rambut dan dijual keteman – temannya. Diusia remajanya, ia sering dipercayakan untuk membuat
kostum budaya dan seni untuk
berbagai pentas hiburan remaja di Kota Solo, seperti
kostum bagi kelompok vokal grup dan kostum pentas tari sekolah.
Dalam
mempelajari seni merancang busana,
Anne Avantie tidak pernah mengikuti
pendidikan desainer yang formil. Semua dijalani secara otodidak. Ia hanya mengenyam pendidikan sampai lulus SMA saja.
Kariernya
sebagai perancang busana dirintis sejak tahun 1989 sewaktu masih tinggal disebuah rumah kontrakan. Dengan hanya berbekal 2 buah mesin jahit ia menjalankan usaha kecil tersebut dengan nama
“Griya Busana Permatasari”, yang lebih fokus membuat dan
merancang kostum tari serta gaun malam dengan ciri khas
perpaduan manik – manik sebagai aksesorisnya.
Pada tahu 2010,
Anne Avantie telah memiliki 2 buah
butik di Mall Kelapa Gading, sebuah
Rumah Pengantin Grand Indonesia, juga
Toko PENDOPO yang khusus menjual produk seni karya usaha kecil menengah dalam negeri.
Anne Avantie tidak ingin menikmati sendiri prestasi yang mengangkatnya menjadi
desainer kebaya papan atas dunia, tetapi ia juga ingin berbagai ilmu yang dimiliki ini dengan semua orang tanpa dibatasi oleh latar belakang apapun. Ia mendirikan
sebuah workshop untuk pelatihan gratis, yang setiap hari ramai dikujungi oleh orang – orang yang datang dari berbagai penjuru negeri ini, yaitu
para tukang jahit, desainer busana, bahkan ibu – ibu rumah tangga.
Tak jarang
Anne Avantie diundang sebagai nara sumber diberbagai
seminar kewirausahaan.
Beberapa
penghargaan yang telah diraih Anne Avantie atas prestasinya mengangkat harkat kaum wanita Indonesia dimata dunia, seperti:
- Menerima
Kartini Award dari
Ibu Negera Kristiani Susilo Bambang Yudhoyono.
-
Wanita Indonesia Bisa dari
Menteri Pemberdayaan Perempuan , Ibu Meutia Hatta.
Dari kesibukannya sehari – hari yang sangat padat,
Anne Avantie juga masih punya waktu luang untuk aktif dalam berbagai kegiatan soasial kemanusaiaan. Ia mendirikan sebuah tempat pelayanan kesehatan yang berkerja sama dengan
Rumah Sakit St. Elisabeth di Semarang pada tahun 2002. Tempat tersebut diberi nama
"Wisma Kasih Bunda", yang merawat anak- anak
penderita hydropcephalus, astresi ani (pasien tanpa lubang dubur), labiopalataschisis, tumor, bibir sumbing, dan berbagai penyakit yang membutuhkan berbagai penanganan darurat.
Semuanya itu berawal saat ibu kandung
Anne Avantie menderita
penyakit kanker mulut rahim (serviks) selama 13 tahun. Sewaktu merawat sang ibu tersebut, mata hati dan mata rohani Anne terbuka. Ia sadar bahwa tidak semuanya didunia ini dapat dibeli dengan uang dan popularitas, karena ibunya bisa disembuhkan ketika itu hanya oleh
mujisat dari Tuhan.
“Ibu saya diberi kesembuhan oleh Tuhan dari kanker serviks yang dideritanya selama 13 tahun”, kenang Anne dalam
Harian Media Indonesia, edisi 18 April 2010.
Ia pun memohon kepada Tuhan agar dirinya dipakai sebagai penolong bagi orang – orang yang menderita. Tahun 2002 doa Anne dijawab Tuhan ketika seorang balita berumur enam bulan
penderita hydrocephalus yang namanya Aris Masori datang bersama ibunya di
kediaman Anne Avantie di Semarang. Mereka datang karena mengira Anne adalah seorang donatur bagi operasi sang balita malang tersebut.
Anne Avantie tidak menyangka atas kejadian ini. Dengan penuh ketulusan serta rasa kemanusiaannya, ia pun segera merespon dan membantu bayi tersebut untuk dilakukan operasi pada sebuah rumah sakit hingga bayi itu sembuh. Sejak itulah ia sangat merasakan bahwa hidupnya sungguh berarti dimata Tuhan.
Di
Wisma Kasih Bunda, Anne Avantie selalu punya waktu 24 jam melayani semua anak – anak penderita, baik sebelum mereka menjalani operasi maupun setelah selesai dioperasi atas penyakit yang diderita. Ia sekaligus menjadi pendonor di penampungan sosial ini.
Anak – anak diberi
perawatan khusus berupa fisioterapi, pemulihan gizi, dan
pelatihan mandiri pasca operasi agar kondisi mereka kembali stabil dan diperbolehkan pulang. Semua biaya tersebut gratis termasuk selama pengobatan dan operasi. Diwisma ini kami hanya punya dua kata sebagai pedoman, yaitu
“Iya Dan Oke”, ucap Anne Avantie seraya tersenyum. Anak – anak yang mendapat perawat diwisma ini berasal dari berbagai penjuru tanah air.